BKKBN Ajak Berdayakan Lansia Produktif
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --Tak banyak yang tahu jika ternyata Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga berperan serta untuk mengurus penduduk lanjut usia (lansia).
Terlebih berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dari total seluruh jumlah penduduk Indonesia, lebih dari 10 persennya merupakan lansia atau sekitar 21,6 juta.
Sedikitnya pula, 80 persen dari total lansia tersebut masih masuk dalam kategori produktif. Artinya, lansia ini masih sanggup dan mengerjakan banyak hal secara mandiri. Oleh karena itulah, sejak beberapa bulan terakhir BKKBN mulai menggulirkan program Bina Kelompok Lansia (BKL).
Program ini sendiri baru diterapkan di delapan provinsi saja di Indonesia dan Sumatera Selatan menjadi salah satu provinsi dengan jumlah BKL yang sudah cukup banyak.
"Menurut WHO (World Health Organization) yang termasuk golongan lansia yang sudah berusia 60 tahun ke atas. Di Indonesia jumlahnya cukup banyak, sekitar 21,6 juta jiwa dengan 18 juta diantaranya masih produktif," ungkap perwakilan BKKBN RI Yudhi yang berkunjung ke Graha Tribun pada Kamis (26/11/2015).
Menurutnya, berdasarkan data tersebutlah akhirnya BKKBN membuat sebuah program untuk memberdayakan para lansia yang masih produktif ini. Program tersebut yakni dengan memberdayakan kelompok masyarakat yang terdiri dari lansia atau keluarga yang memiliki lansia yang disebut Bina Kelompok Lansia (BKL).
Di Indonesia sendiri jumlahnya sudah mencapai ratusan ribu kelompok dan di Sumsel tercatat oleh BKKBN Sumsel sebanyak 253 BKL di seluruh kabupaten dan kota.
Hanya saja, sejauh ini agenda dan rutinitas BKL yang ada baru sebatas mengisi waktu dengan senam dan aktivitas menganyam.
"Ke depan kita punya konsep untuk menyatukan berbagai pihak, diantaranya pemerintah, akademisi, universitas setempat, serta perusahaan swasta. Oleh karena itu kita coba menggandeng lembaga yang dapat memenuhi kebutuhan kita itu, yang dapat turut serta membantu berkembangnya BKL yang ada saat ini," tuturnya.