TPPS Kabupaten Musi Rawas Paparkan Hasil Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting 2
Paparan TPPS Kabupaten Musi Rawas disampaikan Muhamad Nizar, SKM., MM., M.Epid di dampingi Kadin DPPKB, DPMD, Bappeda Kabupaten Musi Rawas dihadapat panelis TPPS Provinsi yang diketuai Yanuar Suhartono, ST, 9 Juni 2022, Hotel ATLS Palembang #MusirawasMANTAB #AyoCegahStunting #BerencanaItuKeren
Kepala DPPKB menghadiri Penilaian Pra Kinerja Pelaksanaan Delapan Aksi Konvergensi Stunting di Hotel ATLS Palembang didampingi Sekretaris DPPKB bersama Dinkes, DPMD, Bappeda Kabupaten Musi Rawas dalam Persiapan Penilaian Kinerja Pelaksanaan Delapan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Musi Rawas tahun 2021 oleh Bupati Musi Rawas - Hj. Ratna Machmud pada tanggal 21 Juni 2021 yang akan datang.
Pra Penilaian Kinerja Delapan Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting yang disampaikan Sekretariat PPS Kabupaten Musi Rawas - Muhamad Nizar, SKM.. MM., M.Epid didampingi Kepala DPMD - Ahmad Zulkarnain, A.P, M.Si, Kadin DaldukKB - Drs. Supriyono dan Kadinkes - drg. Maya Kusuma PS, MARS, Bappeda - Amin Subagja, S.Kom., M.Si di hotel The ATLS Palembang, 8-9 Juni 2022 di hadapan Panelis PPS Provinsi yang dipimpin Yanuar Suhartono, ST Bappeda Provinsi Sumatera Selatan yang didampingi Para Panelis Provinsi Sumatera Selatan yaitu Unsur Dinkes, DPU Perkim, Dinsos, BKKBN Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan dan Tim Pengamat dari Poltekes Kemenkes RI Prodi Gizi Palembang.
Dalam paparan itu dijelaskan Nizar bahwa dasar pelaksanaan Kabupaten Lokasi Khusus (Lokus) Intervensi Stunting Tahun 2021-2023 tingginya hasil survey Kemenkes (Riskesdas,2007) sebesar 48 persen dan 2018 sekitar 34,5 persen dan 2019 sekitar 25 persen. Sementara target yang akan dicapai pada tahun 2024 sebesar 14 persen. Data ini bila dibanding dengan Sumsel Musi Rawas termasuk tinggi prevalensinya bersama Kabupaten PALI, MUBA, OKU dan OKUT, sehingga Menpan RB menetapkan Permen Nomor 42 Tahun 2020.
Adapun tujuan pelaksanaan Delapan Aksi ini diterangkannya untuk menurunkan prevalensi stunting melalui tiga skenario, pertama apabila dilakukan intervensi secara rutin maka stunting akan turun menjadi 15 persen, skenario kedua dengan intervensi konvergensi turun sampai 5 persen dan ketiga apabila dengan menggiatkan konvergensi di semua lini maka prevalensi stunting akan turun hingga di bawah 5 persen.
Kemudian sebagai upaya menurunkan fakta stunting diatas, dipaparkan terdapat enam aksi untuk percepatan penurunan stunting itu yaitu tahapan sosialisasi yang terdiri dari 9 kegiatan, tahapan pelatihan terdiri dari tiga OPD yang melakukan pelatihan pada kader yaitu Dinkes, DPMD dan Kementerian Agama melalui Bimwil yang bercross cutting dengan dinas Dalduk dan KB, Dinkes, DPPPA, Disdik, BNN. Tahapan intervensi pemenuhan gizi kaya protein, kalori, serat dan mineral seperti makanan ikan olahan Dimsum, Sate pentol, Somay, Naget ikan. Selain menu ringan bagi Balita dan Bumil juga dapat digunakan untuk lauk pauk makan siang dan malam. Tahapan keempat pengukuran dan penimbangan yang dilakukan setiap bulan di Posyandu dan kunjungan rumah. Kelima, bimbingan teknis yang dilakukan oleh Satgas Stunting ke desa dan Puskesmas. Tim Forkopinda ke Puskesmas dan desa lokus tahun 2021. Dan intervensi terakhir tahapan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan minimal triwulan dan Semesteran oleh internal Satgas terhadap kinerja OPD atas 20 layanan esensial stunting. Evaluasi tahun sebagai pelaksanaan aksi#8 yang dipimpin oleh TPPS waktu itu yang diwakili Asisten I - Drs. H. Ali Sadikin, M.Si.
Hasil intervensi ini menunjukan terjadi peningkatan dari 20 layanan itu diantaranya kepesertaan JKN, kelas parenting, ANC, PAUD, pemberian TTD remaja putri dan ibu hamil, sehingga berdasar ukuran pemantauan pertumbuhan dan perkembangan 6,2 persen. Memang dilihat dari presentasi terjadi peningkatan tetapi sesungguhnya terjadi peningkatan akses penginputan data dari 80 persen menjadi 96 persen data terinput. Dan ini menjadi masukan bagi kami agar proses input ini dilakukan setiap bulan. Namun dalam pelaksanaanya terang Nizar belum optimal karena di era pandemi Covid19, selain itu keterbatasan pemahaman dan kemampuan petugas dalam menterjemakan makna konvergensi yang baik.
Keberhasilan itu tidak hanya dipuji oleh tim Panelis tetapi juga pengamat dari Poltekes Prodi Ilmu Gizi Kemrnkes RI Palembang Ahmad Sadiq, SKM., M.KM bahwa Kabupaten Musi Rawas melaksanakan Delapan Aksi Konvergensi Stunting dengan baik bahwa data pada master ansit dan aksi 1 sd 8 masih konsisten dan data pada fasilitas kesehatan 2 dia menunjukkan simbol "Jempol" dan katanya Sumberdaya manusia di Musi Rawas bagus dan berkarakteristik tangguh dan cerdas. dalam whatshappnya pada tanggal 9 Juni 2022 : 20:50.
Hal ini tidaklah aneh karena dia memerhatikan beberapa inovasi yang dilakukan dalam rangka percepatanan menurunkan stunting. Seperti sanggar gizi dari Puskesmas Megangsakti, Gerpu Genting dari Puskesmas Pianraya, Varikan dari Puskesmas Ciptodadi, Barastagi dari Puskesmas Muarabeliti, Jarak Sikungku dari Puskesmas Jayaloka, Papa Mama Penting Puskesmas Terawas, Asiknya Bangkit Puskesmas Selangit, Kursi Biru Cecar dan di Kabupaten Inovasi TPPS Forkopinda.
Setelah pra paparan kinerja ini maka dijadwalkan untuk dilanjutkan penilaiannya pada tanggal 21 Juni 2022 yang akan disampaikan oleh Bupati Musi Rawas yang didamping Tim PPS Kabupaten. Kami berharap semoga Allah memberi rahmatNya sehingga proses ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dan sekalian mohon doa restu dari masyarakat dan sekitarnya agar Musi Rawas dapat mewujudkannya Masyarakat Musi Rawas terkendali Balita Stunting di bawah 5 persen pada tahun 2024 nanti.